Rindu Ke Baitullah,JEDDAH--Kementerian Agama (Kemenag) RI siap belajar pada negara Pakistan tentang penanganan katering untuk jamaah haji.
“Untuk layanan katering jamaah haji di Kota Makkah, Pakistan selangkah lebih maju. Mereka memberi layanan makan tiga kali sehari, termasuk buah dan minum. Harga paket makanan tersebut adalah 18 riyal per hari per jamaah,” terang Sekretaris Teknis Urusan Haji (TUH) Kemenag RI, Arief Nurrawi, Rabu (29/10).
Sementara, Kemenag RI memilih memberikan living cost (ongkos biaya hidup) sebanyak 1.500 riyal per jamaah. Uang sebesar itu untuk kebutuhan hidup selama 25 hari menetap di pemondokan di Makkah.
Namun saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), jamaah mendapat layanan katering di tenda maktab-maktab mereka. Masalahnya, kata Arief, living cost ini sering digunakan jamaah untuk keperluan lain. Misalnya, membeli oleh-oleh untuk keluarga di Tanah Air.
“Living cost-nya sudah habis dan minta-minta makanan ke petugas," ujar Arief.
Selain dengan Pakistan, Indonesia juga telah melakukan studi banding mengenai pelayanan jamaah haji dengan Pemerintah Malaysia. Secara sistem, kata dia, Malaysia memiliki kelebihan dibandingkan Indonesia.
"Tapi kita (Indonesia) juga punya kelebihan, sehingga ini menjadi titik temu," kata dia.
Sementara itu, Tim Survei Pelayanan Haji Indonesia, jelas Arief, akan bergerak secara simultan dengan evaluasi nasional pelaksanaan haji 2014 yang akan dilaksanakan pada November-Desember nanti. Tim survei tersebut akan bergerak mencari pemondokan, katering dan transportasi di Makkah dan Madinah.
"Sebab dari semua pertemuan dengan Pakistan, Malaysia, intinya kita memang harus bergerak cepat, karena semua negara melakukan sudah mulai menerjunkan timnya," kata dia.
Tidak tertutup kemungkinan, pengusaha hotel, katering dan transportasi yang memiliki track record bagus akan diakomodir lagi untuk pelaksanaan haji tahun depan. Sedangkan, penyedia akomodasi yang wanprestasi, akan di-black list dalam beberapa tahun mendatang. (Republika.co.id)
Tidak ada komentar